Minggu, 12 Juni 2011

cerita airmata


menggenang lagi aku, di sepasang mata bulat, bening
semakin banyak aku, memenuhi tempat yang rasanya tak kuasa lagi menahan bebanku
bersama sepasang mata yang indah itu, aku diajak melihat langit
diajak aku menikmati awan, merasakan desau angin perlahan

sepasang mata itu, memintaku turun, karena pandangannya sudah kabur
tapi tak bisa aku turun, sang empunya mata, belum menginginkanku jatuh
genanganku masih tertahan, walaupun sedikit dari diriku mulai keluar dari sudut mata bulatnya

andai bisa bicara, ingin sekali aku bertanya, mengapa otak memerintahkan kelenjarku bekerja lebih dari biasanya, mengapa kali ini selalu ada aku di tempat yang disebut orang jendela hati ini
atau aku mungkin harus bertanya pada hati, mengapa membuat otak meminta aku membasahi mata jernih itu


tapi tak ada waktu untuk bertanya ini itu
genanganku sudah terlalu penuh, dan tanpa perintah, aku terjatuh….
aku mengaliri halus wajahnya, aku lewati pipi yang akan memerah bila tertawa
aku lalui sudut bibirnya, dagunya…
aku ditakdirkan untuk tidak bisa bicara, tapi semoga aku bekerja untuk sebuah ungkapan bahagia, yang tak muat lagi dalam kata-kata
tapi jika aku ada untuk melengkapi uraian gundah gulana, maka tak apa juga
semoga akhirnya melegakan, menenangkan…

(26 mei 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar/ulasan :