Minggu, 12 Juni 2011

supir taksi dan penumpangnya


Pada sebuah sore yang cerah, matahari mulai meredup dan memerah, seorang perempuan muda memberhentikan sebuah taksi yang tengah melaju perlahan.
Taksi pun berhenti, perempuan itu masuk, menyebutkan tempat tujuannya sambil duduk nyaman di kursi belakang.
Taksi melaju dalam kecepatan sedang, membelah jalanan yang mulai dipadati kendaraan.

Perempuan itu asyik memandang jalanan, sambil sekali-kali ber-SMS melalui ponsel di tangannya, lalu menerima telepon, bercakap-cakap sebentar, lalu kembali pada ritualnya setiap kali dalam sebuah perjalanan, yaitu menikmati permandangan, padahal pikirannya entah melayang kemana.

Supir taksi mengendarai mobilnya dengan tenang. Sekali dia mencuri pandang melalui kaca spion, melihat penumpangnya. Wah, si mbak sepertinya asyik melamun sendiri, setelin radio boleh juga nih, siapa tahu menghibur, begitu pikir supir. Lalu dia menyalakan radio, dan terdengarlah sebuah lagu yang penyanyinya begitu dipuja gadis-gadis remaja.

Perempuan itu masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Tak terasa perjalanannya hampir usai. Taksi yang ditumpanginya telah memasuki daerah tempat tinggalnya. Kemudian dia memberikan instruksi pada supir taksi yang dilihatnya sudah menguap sedari tadi, “Pak, nanti di depan, sebelum warung makan itu, belok kanan ya”, begitu kata perempuan itu, kemudian kembali memandang keluar jendela. Supir taksi agak ragu bertanya kembali, “Ke kanan mbak ?”, perempuan itu tanpa memalingkan muka dari jendela menyahut ringan, “Iya”.
Supir taksi mulai terlihat bingung, wah salah bawa penumpang nih, begitu ujarnya dalam hati. Dan akhirnya supir taksi memutuskan untuk melaju lurus saja, tidak belok ke kanan sesuai permintaan penumpang.
Beberapa saat kemudian, “Lho Pak, Pak…udah kelewat belokannya !”, teriak perempuan itu, dan supir taksi menjawab tenang, “Kalau belok kesitu ya berarti belok ke kiri, mbak tadi suruh saya belok kanan, ya terjun ke sungai, jadi saya lurus saja”. Perempuan itu tertawa, malu sepertinya, “Oooh, maaf Pak, maksud saya, belok kiri.” Lalu kendaraan itu pun mengoreksi arah perjalanannya menuju “jalan yang benar”.

Dalam hati ;
Supir taksi : Makanya mbak, kalau naik taksi jangan ngelamun, atau asyik sama hp, jadi lupa mana kanan, mana kiri. Gila aja, masa gue disuruh nyebur ke sungai, please deh agh, sono aje elo sendiri.

 Perempuan muda : Waduh, kejadian lagi. Selalu lupa mana kanan, mana kiri kalau dijalan. Malu deh. Lagian tuh supir juga bukannya tanya lagi, eh apa udah tanya lagi ya tadi? Agh, biar deh, yang penting gak jadi nyebur sungainya, mana gak bawa baju ganti pula, bisa berabe tar kalau basah.

(29 juli 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar/ulasan :