Jujur itu berkata yang sebenarnya, tak perlu ditutupi apalagi dibumbui.
Tak usah mencari kata-kata yang indah dan penuh kiasan, cukup ungkapkan saja sebuah kebenaran. Mudah bukan ? Sayangnya keinginan untuk jujur, selalu diiringi kekhawatiran. Khawatir menyakitkan, khawatir mendapat tanggapan yang tak sesuai keinginan. Dan jujur juga diikuti kerelaan. Relakah dengan kata-kata yang sederhana, kita akhirnya mendapat cacian ? relakah dengan kalimat-kalimat yang telah tersusun penuh pertimbangan, kita hanya menuai hasil yang mengecewakan ?
Belajar jujur pada diri sendiri saja sulit.
Sebenarnya hal yang menyiksa justru itu, ketika kamu ditipu dirimu sendiri.
Merasa kuat, lalu pura-pura semua baik adanya, kemudian tertawa-tawa, padahal hatimu menangis pilu, namun tak ingin ada yang tahu.
Merasa mampu dan tak perlu dibantu, padahal dirimu tertatih tatih, berharap ada yang mau tahu.
Mengapa jujur saja diperhitungkan ? Kalau nanti bilang begini, disangka begitu. Kalau cerita begitu, disangka begini. Kalau sudah begitu, nanti bagaimana sikapnya ? Kalau sudah begini, apakah masih bisa kita diterima ?
Apalagi kalau menyangkut kesalahan, jelas jujur memang harus diperhitungkan dengan segala resikonya. Kejujuran juga biasanya akan mengubah jalan cerita hidup seseorang.
iyah.. kadang2 susah juga buat jujur sama diri sendiri... pura2 baik, pura2 bahagia padahal di hati nggak seperti itu :(
BalasHapus:)iya, justru intinya kan disana, jujur pada diri sendiri. Tapi jujur pada diri sendiri kadang mempertimbangkan perasaan orang lain juga ya, hehe..
BalasHapus